Cari Blog Ini

Rabu, 23 Oktober 2013

Madu Mendongkrak Nafsu Makan Anak

Balita Anda susah makan? Sebelum menderita kurang gizi, beri dia madu setiap hari. Dari penelitian terbukti, madu bisa menambah nafsu makan, menurunkan tingkat morbiditas terhadap panas dan pilek, di samping itu kandungan gizinya lengkap.
Memberi makan anak-anak usia di bawah lima tahun (balita) memang gampang-gampang susah. Kalau si anak punya nafsu makan tinggi, orangtua tidak bakal repot. Diberi makan apa saja balita itu akan menyantapnya dengan lahap. Sebaliknya, anak balita yang bernafsu makan rendah atau susah makan membuat orangtua sering kewalahan, bahkan hampir kehilangan akal untuk membujuknya makan.
Berbagai jenis makanan dicobakan. Reaksi si anak cuma membuang kembali makanan di mulutnya bila tidak sesuai kesukaannya. Celakanya, makanan kesukaannya justru kurang bergizi. Padahal, variasi makanan sangat perlu. Kalau keadaan ini berlanjut, bisa-bisa si anak menderita kurang makan dan kurang gizi, sehingga mudah sakit. Akibat semua itu proses tumbuh kembangnya menjadi tidak normal. Yang paling merisaukan, bila ia menjadi bagian dari generasi tanpa masa depan (lost generation).
Meningkatkan nafsu makan
Untunglah ada hasil penelitian Y. Widodo. Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi di Bogor ini, membawa kabar gembira bagi para orangtua yang memiliki anak kurang energi protein (KEP). Ia melaporkan bahwa pemberian madu secara teratur setiap hari dapat menurunkan tingkat morbiditas (panas dan pilek) dan memperbaiki nafsu makan anak balita.
Penelitian dilakukan terhadap balita pasien Klinik Gizi, Puslitbang Gizi, yang menderita kurang energi protein (KEP) akibat krisis moneter. Ada 51 balita usia 13 – 36 bulan yang terlibat dalam penelitan. Mereka dibagi menjadi dua kelompok, pertama Kelompok Madu (25 orang) sebagai sampel, dan kedua Kelompok Sirup (26 orang) sebagai kontrol. Kedua kelompok sama-sama diberi tambahan vitamin B kompoleks dan vitamin C (50 mg).
Indikator yang diamati antara lain data antropometri (umur, bobot badan, tinggi/panjang badan), sosial-ekonomi, recall konsumsi, riwayat kesehatan anak pada saat sebelum, selama, dan sesudah perlakuan sekitar dua bulan.
Hasil penelitian menunjukkan, tingkat morbiditas terhadap panas dan pilek kelompok madu atau sampel menurun, nafsu makan meningkat, porsi dan frekuensi makan bertambah, sehingga konsumsi energi dan protein mereka juga meningkat dibandingkan dengan kelompok kontrol yang mendapat sirup. Manfaat kesehatan pemberianmadu yang tampak dalam penelitian tersebut antara lain disebabkan oleh dua hal. Pertama, madu merupakan makanan yang mengandung aneka zat gizi sedangkan gula hanya mengandung energi atau kalori. Kedua, madu ternyata juga mengandung senyawa yang bersifat antibiotik.
Mengandung faktor pertumbuhan
Kandungan gizi utama madu adalah aneka senyawa karbohidrat seperti gula fruktosa (41,0%), glukosa (35%), sukrosa (1,9%), dan dekstrin (1,5%). Karbohidrat madu ikut menambah pasokan sebagian energi yang diperlukan balita.
Kadar protein dalam madu relatif kecil, sekitar 2,6%. Namun kandungan asam aminonya cukup beragam, baik asam amino esensial maupun non-esensial. Asam amino tersebut turut pula memasok sebagian keperluan protein tubuh balita.
Vitamin yang terdapat dalam madu antara lain vitamin B1, vitamin B2, B3, B6, dan vitamin C. Sementara mineral yang terkandung dalam madu antara lain kalium, natrium, kalsium, magnesium, besi, tembaga, fosfor, dan sulfur. Meskipun jumlahnya relatif sedikit, mineral madu merupakan sumber ideal bagi tubuh manusia karena imbangan dan jumlah mineral madu mendekati yang terdapat dalam darah manusia.
Madu juga mengandung zat antibiotik. Kandungan ini merupakan salah satu keunikan madu. Penelitian Peter C. Molan (1992), peneliti dari Departemen of Biological Sciences, University of Waikoto, di Hamilton, Selandia Baru, membuktikan, madu mengandung zat antibiotik yang aktif melawan serangan berbagai patogen penyebab penyakit.
Beberapa penyakit infeksi berbagai patogen yang dapat “disembuhkan” dan dihambat dengan (minum) madu secara teratur antara lain penyakit lambung dan saluran pencernaan; penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), batuk dan demam; penyakit jantung, hati, dan paru-paru; penyakit-penyakit yang dapat mengganggu mata, telinga, dan saraf.
Berdasarkan hasil penelitian Kamaruddin (1997), peneliti dari Department of Bio-chemistry, Faculty of Medicine, University of Malaya, di Kualalumpur, paling tidak ada empat faktor yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri pada madu. Pertama, kadar gula madu yang tinggi akan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga bakter tersebut tidak dapat hidup dan berkembang.
Kedua, tingkat keasaman madu yang tinggi (ph 3,65) akan mengurangi pertumbuhan dan daya hidupnya sehingga bakteri tersebut merana atau mati. Ketiga, adanya senyawa radikal hidrogen peroksida yang bersifat dapat membunuh mikroorganisme patogen. Dan faktor keempat, adanya senyawa organik yang bersifat antibakteri. Senyawa organik tersebut tipenya bermacam-macam. Yang perlu teridentifikasi antara lain seperti polifenol, flavonoid, dan glikosida.
Takaran minum madu
Untuk mendapatkan manfaat kesehatan dari madu, cairan manis yang menjadi cadangan makanan koloni lebah ini harus dikonsumsi secara teratur. Dalam penelitian Widodo tersebut balita sampel diberi madu sebanyak 20 g setiap hari. Madu tersebut tidak dianjurkan untuk bayi usia 0 – 6 bulan, karena makanan pertama dan yang utama untuk mereka adalah air susu ibunya (ASI). Setelah usia enam bulan, baru boleh diberi madu seiring dengan pemberian makanan tambahan sesuai anjuran.
Menurut Muhilal, 1 – 2 sendok makan madu 2 kali sehari sudah cukup memadai untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh anak. Namun, untuk penyembuhan atau pengobatan, madu lebih baik dikonsumsi dalam bentuk larutan dalam air karena akan memudahkan penyerapannya di dalam tubuh. Madu tersebut sebaiknya dikonsumsi dua jam sebelum makan atau tiga jam sesudah makan.
Selain menambahkan madu pada menu makanan balita secara teratur, tentu saja berbagai upaya kesehatan lainnya seperti pengobatan medis, pemberian makanan tambahan, dan imunisasi umum, harus pula dilakukan. Upaya tersebut akan lebih mempercepat upaya pemulihan kesehatan dan perbaikan gizi balita, terutama yang susah makan, sehingga anak mereka terhindari dari kemungkinan menjadi generasi tanpa masa depan.
Jangan lupa, bedakan madu yang asli dan yang palsu. Jangan sampai tergiur iklan madu asli dengan harga murah. 
(Kumpulan Artikel Kesehatan Anak) - intisari-online.com

 www.madubunda.tokogue.com

Jumat, 18 Oktober 2013

Anemia Pada Ibu Hamil

"Tahukah Anda, Anemia yang Terlambat Ditangani Dapat Menyebabkan Keguguran, Perdarahan, dll, Bahkan Kematian pada Ibu dan Janin?”


Anemia adalah penyakit kurang darah yang seringkali dialami oleh mayoritas ibu hamil. Meskipun tampak sepele, anemia pada ibu hamil bisa jadi sangat berbahaya jika tidak segera ditangani terutama pada kehamilan trimester kedua atau ketiga.
Penyebab anemia pada ibu hamil adalah karena kekurangan zat besi. Zat besi sendiri merupakan unsur nutrisi penting yang bertugas membentuk hemoglobin, protein dalam sel darah yang membawa oksigen ke seluruh bagian dan organ tubuh.
Ketika wanita hamil, tubuh memerlukan zat besi lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan janin dan plasenta. Selain itu, tubuh ibu hamil (bumil) memproduksi darah 40-50% lebih banyak, sehingga tubuh memerlukan zat besi lebih banyak pula untuk mengimbangi kenaikan volume darah tersebut. Ini biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga
Tanda-tanda ibu hamil mengalami anemia adalah sebagai berikut:
  • Kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Pada wanita, jika kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia.
  • Badan terasa lemas dan cepat lelah
  • Mudah mengantuk
  • Mata berkunang-kunang
  • Kepala sering pusing
  • Sering merasa ingin pingsan
Cara penyembuhan anemia biasanya dengan memberikan nutrisi untuk meningkatkan kadar Hemoglobin (Hb) hingga mencapai batas minimal Hb dalam darah. Selain dengan menganjurkan makan sayuran hijau, kacang-kacangan, daging merah dan hati ayam, seringkali ibu hamil juga perlu diberi makanan kesehatan untuk mempercepat naiknya kadar Hb dalam darah.
Anemia pada ibu hamil bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani, di antaranya dapat menyebabkan :
  • Keguguran,
  • Kelahiran prematur,
  • Perdarahan paska persalinan,
  • Bayi lahir dengan berat badan rendah,
  • Cacat bawaan,
  • Kematian pada ibu maupun janin
Apakah Anda Kesulitan Mencari Solusi Anemia pada Kehamilan?
  • Sudah banyak makan sayuran hijau, hati ayam, dll tapi tak kunjung sembuh?
  • Sudah minum vitamin tambahan dari dokter , tapi kadar Hb susah naik?
Segera Atasi Anemia Anda Menggunakan Cara Alami dengan Mengkonsumsi Paket HD Clover Honey dan HD Pollenergy!



Kenapa HD Clover Honey dan HD Pollenergy?

 Madu HD Clover Honey :
  • Dihasilkan dari 100% madu asli dan alami, tanpa penambahan gula, pemanis buatan dan bahan kimia lainnya.
  • Mengandung banyak zat besi yang digunakan tubuh untuk meningkatkan regenerasi sel-sel darah merah dan memperbaiki kualitas sel-sel darah merah.
HD Pollenergy :
  • Merupakan nutrisi terbaik dari alam kedua setelah Air Susu Ibu
  • Diolah tanpa pemanasan sehingga terjamin kandungan nutrisinya
  • Mengandung banyak zat besi yang berguna untuk mempercepat naiknya kadar Hemoglobin (Hb)
 ORDER SEKARANG JUGA, SEBELUM HARGA NAIK.....
Untuk Mendapatkan Produk Berkualitas

Hubungi Saya Sekarang Juga:
Nurul 
sms 0838-662-85085
BB 2816F385

Kamis, 10 Oktober 2013

Keistimewaan Madu sebagai Obat Luka




Tentu kita tak pernah ragu pada firman Allah SWT yang menyatakan bahwa madu adalah obat dan hal tersebut sudah dibuktikan oleh nenek moyang kita sejak ribuan tahun yang lalu telah menggunakan madu sTentu kita tak pernah ragu pada firman Allah SWT yang menyatakan bahwa madu adalah obat dan hal tersebut sudah dibuktikan oleh nenek moyang kita sejak ribuan tahun yang lalu telah menggunakan madu sebagai obat, mulai dari sakit ringan sampai sakit yang berat, termasuk juga dalam pengobatan luka .  Dalam dunia kesehatan saat ini sudah makin banyak penelitian terkait madu dan penelitian-penelitian terkait madu tak pernah berhenti.
Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Konferensi tersebut membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari, dan propolis dapat mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh total. Para dokter Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir, masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Begitu pula dengan penggunaan madu sebagi  obat luka, menurut Dr Andrew Jull dari Klinik Universitas Auckland, New Zealand mengatakan bahwa madu bisa menjadi obat yang baik untuk mengatasi luka bakar.  Pada tahun 1998 pernah dilakukan studi di India yang hasilnya menunjukkan bahwa madu punya efek penyembuh yang sangat baik untuk luka bakar.
Sebuah penelitian di University of Waikoto, Hamilton, Selandia Baru menunjukkan bahwa madu mengandung anti biotic alami yang sangat mujarab dalam menangkis serangan bakteri. Ada banyak infeksi yang mampu diobati dan dihambat dengan mengkonsumsi madu secara teratur, antara lain saluran pencernakan, penyakit kulit, batuk, pilek, dan infeksi saluran pernafasan, deman dan hati.
Pada tahun 2002, Catherina Hulbert, seorang warga Amerika mengalami kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kakinya luka parah. Saat kecelakaan itu dia sudah menderita penyakit diabetes. Sebab itu, luka yang dideritanya tidak kunjung sembuh kendati sudah mengkonsusmsi berbagai obat dan anti biotic. Kondisi seperti itu dia alami selama delapan bulan.Setelah melihat kondisi lukanya yang tak kunjung membaik, maka Dr Jennifer Eddy dari fakultas kedokteran Universitas Wisconsin menganjurkan untuk menggunakan madu lebah sebagai obat yang dioleskan di tempat luka. Setelah beberapa bulan melakukan pengabotan dengan madu lebah tersebut luka kaki Catherina Hulbert-pun sembuh total. Kasus tersebut menyebabkan Dr Jennifer Eddy memperoleh dukungan dari Akedemi Amerika Untuk Dokter Keluarga di wilayah Wisconsin untuk meneruskan kajiannya khusus pengobatan melalui madu lebah.
Sesungguhnya apa sih yang terkandung dalam madu sehingga dapat menyembuhkan luka dengan baik?
Madu mengandung..
  • Gula ( fruktosa 41%, glukosa35%, sukrosa 1,9%)
  • Air : hanya madu yang memiliki kadar air kurang dari 18% yang dapat disimpan dalam waktu lama tanpa khawatir akan mengalami proses fermentasi
  • Kalori : 1 kg madu mengandung  3.280 kalori atau setara dengan 50 butir telur ayam, 5,7 liter susu, 25 buah pisang, 40 buah jeruk, 4 kg kentang, 1,68 kg daging
  • Enzim : madu mengandung banyak enzim diantaranya adalah invertase, diastase, katalase, peroksidase, katalase, protease. Enzim katalase mengubah hydrogen peroksidase menimbulkan efek anti bakteri
  • Hormon : gonadotropin, yang berfungsi menstimulasi  kelenjar seksual
  • Asam amino : proline, tyrosine, phenilalanin, glutamine, asam aspartat
  • Berbagai vitamin dan mineral : madu mengandung berbagai vitamin dan mineral yg dibutuhkan tubuh: A, B komplek, C,D,E dan K, mineral : zat besi, kalium, kalsium, magnesium, tembaga, mangan, natrium, fospor, dll
Berikut adalah keistimewaan madu dalam mengobati luka:
  1. Madu mampu mengurangi terjadinya peradangan ditandai dengan berkurangnya nyeri dan bengkak dan luka mongering hal ini disebabkan karena madu memiliki osmolaritas yang tinggi (kadar air kurang dari 17%) sehingga mampu menyerap cairan luka dan memperbaiki sirkulasi dan pertukaran udara disekitar luka
  2. Madu memiliki efek membersihkan terbukti dengan terangkatnya jaringan mati pada balutan yang oleskan madu.
  3. Madu memiliki efek anti bakteri dan anti oksidan sehingga mampu menghambat efek radikal bebas, akan mengurangi kerusakan jaringan . Juga terdapatnya zat lain yaitu hydrogen peroksida yang mampu membunuh bakteri. Konsentrasi hydrogen peroksida yang terdapat pada madu hanya mengandung 1mmol/l, yang berarti hanya 1/1000 dari cairan yang biasa digunakan untuk membasmi kuman, namun efek yang dapat merusak jaringan dari hydrogen peroksida dapt diatasi oleh sifat anti oksidan dari madu dan enzim2 lain yang terkandung dalam madu
  4. Merangsang sel darah putih sehingga mempercepat proses penyembuhan luka
  5. Madu menciptakan lingkungan luka menjadi lembab (moist), lingkungan lembab akan mendukung proses penyembuhan luka dan tumbuhnya jaringan baru.
  6. Sifat asam madu.Madu memiliki pH 3,2-4,5 cukup rendah untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang rata-rata berkembang pada pH 7,2-7,4
  7. Madu dapat lebih cepat menstimulus pembuluh darah baru
  8. Lebih murah dan dapat mudah diperoleh.
www.madubunda.tokogue.com
sumber : perawatluka.com